TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penyerapan anggaran jadi sangat penting untuk atasi dampak pandemi Covid-19.
"Dalam aktivitas ekonomi yang sangat terbatas, realisasi anggaran sangat diperlukan. Dan pemerintah dalam Perpres terakhir, APBN dibesarkan 6,37 persen dari PDB atau membutuhkan dana Rp 903 triliun," kata Perry dalam diskusi virtual Jumat, 17 Juli 2020.
Menurutnya, BI juga sudah siap dan komitmen dengan pemerintah untuk membiaya sebagain dari dana penanganan Covid-19. Dia mengatakan Rp 397 triliun untuk kesehatan, jaminan sosial, pelayanan umum, dana dari BI dengan SBN langsung.
BI, kata dia, juga berkomitmen bersama pemerintah untuk berbagi beban memulihkan UMKM dan korporasi dan insentif usaha yang lain.
"Itu gotong royong sinegri. Sinergi fiskal moneter yang kuat sehingg pemerintah bisa untuk terus merealisasi anggaran. Bu menteri(Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) sama saya mengupayakan agar realsiasi anggaran bisa lebih cepat dan BI berkomitemen berbagi beban biayanya" kata dia.
Langkah untuk atasi dampak pandemi, yaitu harus patuh pada protokol Covid-19. Bahwa, kata dia, new normal adalah new lifestyle, approach, dan new model bisnis berdampingan dengan Covid-19. Menurutnya, kalau tidak disiplin akan second wave penyebaran virus.
"Mari bantu Satgas nasional, daerah, dari masyarakat, patuhi protokol Covid agar bisa kembali aktivitas tanpa timbulkan second wave," ujar dia.